Wisata Nganjuk

SMA Patian Rowo Dan Kertosono Berjaya Di Kangmas Mbakyu Nganjuk

Nganjuk, Gebyar Ajang pemilihan Kang Mas Mbak Yu Nganjuk sebagai Duta wisata memasuki babak final sepuluh besar (Top Ten) setelah sebelumnya melalui babak penyisihan yang cukup ketat disertai masa Karantina.  Acara puncak Final yang digelar di Gor Bungkarno mengundang antusiasme tinggi dari masing masing Finalis. Terlebih Sepuluh Finalis yang sebelumnya masyarakat hanya bisa memberikan langsung melalui polling sms, pada malam puncak seluruh Finalis menghadirkan Suporter.
Setelah melalui penilaian berupa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Tim Juri, Akhirnya Tim juri berhasil memilih sepasang Kang Mas Mbakyu Nganjuk sebagai Simbol Duta Wisata yang akan mempromosikan Potensi wisata Tahun 2016.

Nama nama yang terpilih berhak menjadi Duta Wisata Kabupaten Nganjuk dan berhak mewakili ajang Pemilihan Raka Raki Jawa Timur Tahun 2016. Di tengah riuh dan gemerlap lampu, Panitia membacakan Hasil Perolehan nilai dari masing masing Finalis, yakni Juara 1 dan berhak menyandang Kang Mas Nganjuk Tahun 2016 adalah Ade Ariansyah Bayhaky Siswa SMAN 1 Kertosono, menyusul yang berhak menyandang gelar Mbak yu Nganjuk adalah Berlian Nuryakin perwakilan dari SMAN 1 Patianrowo.

Sementara Kang Mas Favorite di raih oleh Kevin Fasa Nugraha Putra dr SMAN 1 Tanjunganom.
Menyusul Mbakyu Favorit Nadia Fajar Maulana dr SMKN 2 Nganjuk.
Bupati Nganjuk yang di dapuk menyerahkan Piala kepada pemenang mengaku bangga dan berharap banyak agar even tahunan menjadi momentum untuk berkompetisi secara sportif.” Saya berharap even ini menjadi media untukmempromosikan potensi wisat, Selamat ya..” Pungkas Taufiq .

Secara terpisah Kepala SMA Negeri Patianrowo Sumiyanti. M.Pd. mengaku bangga sekaligus terharu atas kerja keras dan suport semua pihak, Sehingga Siswanya membawa hasil gemilang ” Trima kasih suportnya semoga ini jadi tradisi yang bisa kami pertahankan, Selamat anaku” Pungkas Sumiyanto.
Acara yang dihadiri Ratusan suporter dan Tamu Undangn ini dimulai pukul 29.00 dan berakhir pukul 23.00 Wib.
( muh Roissudin/din)

PEMENANG PEMILIHAN DUTA WISATA KANG MAS DAN MBAKYU KAB.NGANJUK 2016 SBB :
1) Kangmas Favorit : Kevin Fasa Nugraha Putra dr SMAN 1 Tanjunganom.
Mbakyu Favorit : Nadia Fajar Maulana dr SMKN 2 Nganjuk.
2) Kangmas Persahabatan : Miftahul Riski Maulana dr SMAN 1 Patianrowo.
Mbakyu Persahabatan : Safira Rimaishella dr SMAN 1 Nganjuk.
3) Wakil 2 Kangmas : Assafikta Ananda Abimanyu dr SMAN 2 Nganjuk.
Wakil 2 Mbakyu : Nyonik Rahayu dr STKIP PGRI Nganjuk.
4) Wakil 1 Kangmas : Miftahul Riski Maulana dr SMAN 1 Patianrowo.
Wakil 1 Mbakyu : Nadia Fajar Maulana dr SMKN 2 Nganjuk.
5) Kangmas Nganjuk 2016 : Ade Ariansyah Bayhaky dr SMAN 1 Kertosono.
Mbakyu Nganjuk 2016 : Berlian Nuryakin dr SMAN 1 Patianrowo.

 http://jatim.co/2016/10/05/sma-patian-rowo-dan-kertosono-berjaya-di-kangmas-mbakyu-nganjuk/

Siraman Sedudo


Nganjuk, Pemerintah Kabupaten Nganjuk melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk menggelar siraman di obyek wisata Air Terjun Sedudo pada Sabtu, 1 Oktober 2016. Dalam acara tersebut, ribuan pengunjung berdatangan ingin melihat langsung prosesi siraman. Ini memang menjadi agenda tahunan bagi Pemerintah Kabupaten Nganjuk untuk mempertahankan agar daya tarik air terjun Sedudo bisa tetap terjaga.
Prosesi siraman diawali dengan tabur bunga bunga di tengah-tengah obyek wisata air terjun Sedudo yang dilakukan Bupati Nganjuk Drs H Taufiqurrahman MKP. Usai menabur bunga, selanjutnya melarung sesaji ke tengah-tengah area air terjun Sedudo. Hal itu sebagai pertanda kalau Pemerintah Kabupaten Nganjuk selalu memperhatikan air terjun Sedudo sebagai tempat wisata andalan di Kabupaten Nganjuk.
 
Sementara itu, ritual Siraman Sedudo kali ini berlangsung meriah dan sakral. Kemasan tari Bedhayan Amek Tirta semakin menambah kesakralan prosesi. Tari itu sendiri merupakan penggambaran rasa wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Tari ini dibawakan oleh lima penari cantik. Sedangkan di belakangnya siap sepuluh gadis berambut panjang siap dengan klentingnya dan lima perjaka yang siap mengambil air (amek tirta) dari gerojogan Sedudo.
 
Sebelum pertunjukan tari dimulai, seorang penunjuk jalan (cucuk lampah) telah memandu jalan menuju air terjun Sedudo. Di belakang berderet lima sesepuh membawa dupa dan sesaji disusul para putri domas, lima penari Bedhayan, dan paling belakang terdiri dari 10 gadis berambut panjang dan 5 perjaka tampan. Yang menambah suasana menjadi sakral adalah aroma harum yang keluar dari kepulan asap dupa. Ini pertanda prosesi benar-benar dimulai, membacakan mantra-mantra sambil membakar dupa menghadap ke guyuran air terjun Sedudo. Selanjutnya diikuti ritual larung sesaji ke dalam air Sedudo oleh Bupati Nganjuk. Setelah usai, mereka bersama-sama kembali menuju persiapan pertunjukan tari Amek Tirta.
 
Di akhir pertunjukan tari, Bupati Nganjuk menyerahkan klenthing ke sepuluh gadis berambut panjang sebagai pertanda proses ritual Amek Tirta dilaksanakan. Semua harus turun di bawah guyuran air terjun Sedudo, yang konon memiliki kekuatan magis dapat menjadikan orang yang mandi awet muda. Saat itu, para ritual yang menenteng ‘klenthing’ hanya sekadar mengisi air Sedudo yang mengguyur. Kendati harus berbasah-basah, para gadis cantik bertubuh ideal tersebut harus rela demi mendapatkan ‘tirta amerta.’
 
Menurut mitosnya, gadis yang mengambil “tirta amerta” ini harus masih suci, untuk menggambarkan bahwa air yang diambil juga benar-benar masih suci. Untuk itu tidak sembarang gadis dapat mewakili dalam proses sakral ini. Bila mitos ini dilanggar, menurut kepercayaan warga setempat dapat mendatangkan sengkala atau bahaya. Lazimnya, tirta amerta yang dipercaya memiliki kesucian ini, biasa digunakan untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan kegiatan ritual seperti jamasan pusaka, upacara ruwatan, wisuda waranggana, dan sebagainya.
Usai upacara selesai dilanjutkan mandi bersama para pengunjung dan tamu undangan berebut masuk ke pemandian air terjun Sedudo. Menurut sejarahnya, sebenarnya upacara siraman ini tidak ada. Kendati pun kepercayaan masyarakat tentang mandi air di Sedudo ini sudah turun-temurun – sejak nenek moyang kita. Baru sekitar tahun 1987, prosesi garapan tari dikemas sebagai kalender budaya dan berlangsung hingga sekarang.
 
Acara dilanjutkan do’a bersama sebagai wujud rasa syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa serta memohon agar Nganjuk kedepan dihindarkan dari segala musibah, bencana marabahaya dan diberikan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Doa dipimpin oleh Wakil Bupati Nganjuk KH Abdul Wachid Badrus MPdI dilanjutkan dengan makan tumpeng bersama warga Nganjuk.

http://www.nganjukkab.go.id/ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar